Gangguan Delusional
Kesehatan - Kesehatan Mental

Waham: Gangguan Delusional yang Perlu Dikenali Lebih Dalam

0 0
Read Time:4 Minute, 52 Second

St-bellarminus.sch.id – Kenali gejala, penyebab, dan cara penanganan waham atau gangguan delusional yang memengaruhi cara berpikir seseorang.

1. Pendahuluan

Dalam dunia psikologi dan kesehatan mental, waham atau delusional disorder merupakan salah satu gangguan pikiran yang kompleks dan sering disalahpahami. Seseorang yang mengalami waham memiliki keyakinan kuat terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan, namun ia mempercayainya seolah-olah itu benar. Berbeda dengan halusinasi yang melibatkan pengalaman sensorik palsu (seperti mendengar suara), waham lebih berfokus pada pemikiran yang keliru dan tidak rasional.

Gangguan ini seringkali tidak mudah dikenali karena penderita masih bisa berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, terutama bila wahamnya tidak terlalu ekstrem. Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan, waham dapat mengganggu hubungan sosial, pekerjaan, dan kualitas hidup secara keseluruhan.


BACA JUGA : Gangguan Skizoafektif: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

2. Pengertian Waham (Gangguan Delusional)

Secara medis, waham termasuk ke dalam gangguan psikotik di mana seseorang meyakini sesuatu yang salah walaupun sudah ada bukti nyata yang bertentangan. Keyakinan tersebut tidak dapat diubah bahkan dengan penjelasan logis sekalipun.

Misalnya, seseorang bisa sangat yakin bahwa ia sedang diawasi oleh agen rahasia, atau percaya bahwa pasangannya berselingkuh tanpa bukti apa pun. Dalam pikirannya, keyakinan itu nyata dan tidak bisa digoyahkan.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), delusional disorder diklasifikasikan sebagai gangguan mental kronis yang ditandai dengan satu atau lebih delusi yang bertahan minimal selama satu bulan, tanpa adanya gangguan besar pada fungsi kognitif atau perilaku sehari-hari.


3. Jenis-Jenis Waham (Gangguan Delusional)

Waham memiliki beberapa jenis, tergantung dari isi dan tema delusi yang dialami oleh penderitanya. Berikut beberapa jenis waham yang umum ditemukan:

a. Waham (Gangguan Delusional) Erotomania

Penderita percaya bahwa seseorang, biasanya tokoh terkenal atau orang dengan status sosial tinggi, jatuh cinta padanya. Keyakinan ini bisa membuat penderita mencoba menghubungi atau mendekati orang tersebut secara obsesif.

b. Waham Kebesaran (Grandiose Type)

Seseorang merasa dirinya memiliki kekuatan, kemampuan, atau kedudukan luar biasa. Contohnya, mengaku sebagai utusan Tuhan, ilmuwan jenius, atau orang yang memiliki misi besar menyelamatkan dunia.

c. Waham Cemburu (Jealous Type)

Ditandai dengan keyakinan bahwa pasangan sedang tidak setia tanpa bukti yang jelas. Penderita bisa menjadi sangat curiga, mengawasi, bahkan menuduh pasangan secara terus-menerus.

d. Waham Penganiayaan (Persecutory Type)

Ini adalah jenis yang paling umum. Penderita yakin bahwa ia sedang diawasi, dimata-matai, atau dirugikan oleh orang atau kelompok tertentu. Rasa takut dan curiga berlebihan sering mendominasi kehidupan sehari-harinya.

e. Waham Somatik (Somatic Type)

Penderita percaya bahwa tubuhnya mengalami kelainan, penyakit, atau parasit meskipun hasil medis menyatakan sebaliknya. Misalnya, merasa ada serangga yang hidup di bawah kulitnya.

f. Waham Campuran (Mixed Type)

Jenis ini mencakup lebih dari satu tema waham sekaligus. Misalnya, seseorang bisa mengalami waham kebesaran sekaligus penganiayaan.


4. Penyebab Waham (Gangguan Delusional)

Penyebab pasti waham belum sepenuhnya diketahui, namun beberapa faktor diyakini berperan dalam kemunculannya, antara lain:

a. Faktor Biologis

Gangguan pada sistem neurotransmiter otak, khususnya dopamin dan serotonin, dapat memengaruhi persepsi dan penilaian realitas seseorang. Selain itu, riwayat keluarga dengan gangguan psikotik meningkatkan risiko seseorang mengalami waham.

b. Faktor Psikologis

Trauma masa kecil, stres berat, rasa rendah diri, dan pengalaman isolasi sosial sering menjadi pemicu munculnya delusi. Penderita biasanya menggunakan waham sebagai mekanisme pertahanan diri untuk menghadapi tekanan emosional.

c. Faktor Lingkungan

Faktor sosial seperti kesepian, tekanan pekerjaan, atau lingkungan yang penuh kecurigaan dapat memperburuk gejala. Dalam beberapa kasus, penggunaan narkoba atau alkohol juga dapat memicu timbulnya gejala psikotik sementara.


5. Gejala Waham

Berikut beberapa tanda umum seseorang mengalami waham:

  • Keyakinan kuat terhadap sesuatu yang tidak benar atau tidak realistis.
  • Sulit menerima pendapat orang lain yang bertentangan dengan keyakinannya.
  • Terobsesi pada satu ide tertentu dalam waktu lama.
  • Terganggunya hubungan sosial akibat perilaku atau tuduhan tidak masuk akal.
  • Munculnya emosi berlebihan seperti marah, takut, atau cemburu tanpa alasan rasional.

Namun, berbeda dengan skizofrenia, penderita waham biasanya tidak mengalami gangguan kognitif berat dan masih dapat berfungsi normal dalam banyak aspek kehidupan.


6. Diagnosis dan Penanganan

Diagnosis waham dilakukan oleh psikiater atau psikolog klinis melalui wawancara mendalam dan observasi perilaku. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa gejala bukan disebabkan oleh kondisi medis lain seperti demensia atau efek zat psikoaktif.

Penanganan waham biasanya melibatkan kombinasi antara terapi psikologis dan pengobatan medis, seperti:

a. Terapi Psikologis

  • Cognitive Behavioral Therapy (CBT) digunakan untuk membantu penderita mengenali pikiran yang tidak realistis dan menggantinya dengan cara berpikir yang lebih rasional.
  • Terapi keluarga juga penting untuk memberikan pemahaman kepada orang terdekat agar mampu mendukung proses pemulihan.

b. Pengobatan

Psikiater dapat meresepkan obat antipsikotik, terutama yang memengaruhi kadar dopamin, guna mengurangi intensitas delusi. Dalam beberapa kasus, obat penenang atau antidepresan juga diberikan jika pasien mengalami kecemasan atau depresi.

c. Dukungan Sosial

Dukungan dari lingkungan sekitar sangat penting. Penderita waham membutuhkan suasana yang aman dan penuh empati agar tidak merasa terancam atau dihakimi.


7. Dampak Waham terhadap Kehidupan

Jika tidak ditangani, waham dapat berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan. Penderita bisa mengalami isolasi sosial, kehilangan pekerjaan, konflik keluarga, bahkan potensi tindak kekerasan akibat keyakinan yang salah. Selain itu, kondisi ini dapat memicu gangguan mental lain seperti depresi atau gangguan kecemasan berat.


8. Pencegahan dan Harapan Pemulihan

Meskipun tidak selalu bisa dicegah sepenuhnya, risiko waham dapat dikurangi dengan menjaga kesehatan mental secara umum, seperti:

  • Mengelola stres dengan baik melalui meditasi atau olahraga.
  • Menjaga hubungan sosial yang sehat.
  • Menghindari penggunaan narkoba dan alkohol.
  • Segera mencari bantuan profesional jika mulai muncul pikiran tidak realistis yang mengganggu.

Dengan pengobatan yang tepat dan dukungan emosional yang konsisten, penderita waham memiliki peluang besar untuk pulih dan menjalani kehidupan normal kembali.


9. Kesimpulan

Waham (Delusional Disorder) adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang memiliki keyakinan kuat terhadap sesuatu yang tidak nyata. Meskipun seringkali tampak ringan di awal, gangguan ini dapat mengganggu kehidupan sosial dan emosional secara signifikan.

Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa waham bukan sekadar “keyakinan aneh”, melainkan kondisi medis yang memerlukan perhatian dan empati. Dengan penanganan profesional dan dukungan lingkungan, penderita waham dapat kembali menikmati hidup dengan lebih tenang dan seimbang.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %