ISI Surakarta
Kesehatan - Kesehatan Mental

Dari Lensa Kamera, ISI Surakarta Perangi Perundungan Remaja

0 0
Read Time:2 Minute, 53 Second

St-bellarminus.sch.id – Pameran foto yang diprakarsai oleh ISI Surakarta merupakan langkah awal yang baik dalam upaya memerangi perundungan di kalangan remaja.

Dalam beberapa tahun terakhir, perundungan atau bullying menjadi isu serius yang meresahkan masyarakat, terutama di kalangan remaja. Di tengah meningkatnya kasus perundungan di berbagai daerah di Indonesia, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta mengambil langkah proaktif untuk mengatasi masalah ini. Dengan mengajak remaja di Solo untuk berpartisipasi dalam pameran foto, ISI Surakarta berharap dapat meningkatkan kesadaran akan dampak buruk perundungan dan mendorong lingkungan yang lebih positif di kalangan pelajar.

BACA JUGA : Video Call: Harapan Baru bagi Keluarga Ammar Zoni

Isu Perundungan di Kalangan Remaja

Perundungan bukanlah fenomena baru, namun tren perundungan semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Media sosial menjadi sarana bagi banyak pelaku perundungan untuk melakukan aksi mereka dengan lebih luas dan anonim. Para remaja yang menjadi korban perundungan seringkali mengalami dampak psikologis yang mendalam, seperti depresi dan isolasi sosial. Oleh karena itu, upaya untuk memberantas perundungan harus dilakukan secara menyeluruh, melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk pendidikan.

Pameran Foto sebagai Sarana Ekspresi

Pameran foto yang digagas oleh ISI Surakarta bukan sekedar acara pameran biasa, tetapi merupakan platform bagi para remaja untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui lensa kamera, mereka dapat menangkap momen-momen yang berhubungan dengan tema perundungan, baik sebagai korban maupun saksi. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas remaja tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk membuka dialog tentang isu-isu sensitif yang sering kali tabu untuk dibicarakan.

Kolaborasi dengan Sekolah-sekolah di Solo

Dalam merealisasikan pameran ini, ISI Surakarta berkolaborasi dengan berbagai sekolah di Solo. Kerjasama ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak remaja agar terlibat secara aktif. Dengan melibatkan sekolah, diharapkan akan ada sinergi antara dunia seni dan pendidikan, menciptakan ruang bagi siswa untuk belajar tentang pentingnya empati dan toleransi. Selain itu, sekolah juga dapat mengintegrasikan program-program anti-perundungan ke dalam kurikulum mereka.

Meningkatkan Kesadaran dan Kepedulian

Pameran foto ini diharapkan dapat menjadi jendela bagi orang tua dan masyarakat luas untuk melihat permasalahan yang dialami oleh remaja. Visualisasi dalam bentuk foto dapat menimbulkan empati dan kesadaran di kalangan pengunjung terhadap dampak negatif perundungan. Dengan melihat dan memahami, diharapkan akan muncul kepedulian untuk mencegah dan melawan perundungan di lingkungan mereka masing-masing.

Platform Solusi Melalui Seni

Selain pameran foto, ISI Surakarta juga berencana menghadirkan berbagai workshop dan diskusi seputar seni dan perundungan. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pameran, tetapi juga menyediakan platform bagi remaja untuk belajar dan berbagi solusi. Melalui seni, mereka dapat mengenali diri sendiri dan mengasah kemampuan dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan aman bagi semua orang.

Pentingnya Dukungan dari Semua Pihak

Perjuangan melawan perundungan bukanlah tanggung jawab satu institusi atau individu saja. Diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, orang tua, dan organisasi masyarakat. Pameran foto ini menunjukkan bahwa seni dapat menjadi medium yang kuat untuk membawa perubahan sosial. Dukungan dan partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat sangat penting untuk menciptakan kesadaran kolektif dan memerangi perundungan di masa depan.

Kesimpulan: Membangun Kesadaran Bersama

Pameran foto yang diprakarsai oleh ISI Surakarta merupakan langkah awal yang baik dalam upaya memerangi perundungan di kalangan remaja. Dengan melibatkan remaja langsung dalam kegiatan yang kreatif dan mendidik, diharapkan dapat terbentuk generasi yang lebih peka dan peduli terhadap isu-isu sosial, khususnya perundungan. Melalui seni, diharapkan remaja tidak hanya menjadi penonton tetapi juga menjadi pelaku perubahan di lingkungan sosial mereka. Semoga langkah-langkah seperti ini mendapatkan dukungan luas dan dapat menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya di seluruh Indonesia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %