St-bellarminus.sch.id – Kenali apa itu Borderline Personality Disorder (BPD), gejala, penyebab, dan cara mengatasinya untuk memahami kesehatan mental lebih baik.
Pendahuluan
Dalam dunia psikologi dan kesehatan mental, Borderline Personality Disorder (BPD) atau Gangguan Kepribadian Ambang merupakan salah satu kondisi yang sering disalahpahami. Orang dengan BPD sering dianggap “emosional berlebihan” atau “tidak stabil,” padahal gangguan ini adalah kondisi serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berinteraksi dengan orang lain.
BPD bukan sekadar perubahan suasana hati biasa. Gangguan ini membuat seseorang sulit mengatur emosi, membentuk hubungan yang stabil, dan menjaga citra diri yang konsisten. Akibatnya, penderitanya sering mengalami konflik dalam hubungan sosial maupun perasaan batin yang sangat intens.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai apa itu BPD, gejalanya, penyebabnya, serta cara mengatasinya agar kita bisa memahami dan mendukung orang yang mengalami gangguan ini dengan lebih bijak.
BACA JUGA : Binge-Eating Disorder: Saat Makan Jadi Pelarian Emosi
Apa Itu Borderline Personality Disorder (BPD)?
Borderline Personality Disorder (BPD) adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan pola perasaan, perilaku, dan hubungan yang tidak stabil. Istilah “borderline” awalnya digunakan karena kondisi ini berada di “batas” antara gangguan kecemasan dan psikosis, namun kini BPD dikategorikan sebagai gangguan kepribadian emosional.
Penderita BPD sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat dan intens, serta kesulitan mengatur emosi. Mereka mungkin merasa sangat dekat dengan seseorang pada satu waktu, lalu tiba-tiba merasa marah, kecewa, atau ditinggalkan tanpa alasan jelas.
Gangguan ini biasanya muncul pada akhir masa remaja atau awal dewasa, dan bisa bertahan seumur hidup jika tidak ditangani dengan tepat.
Gejala Borderline Personality Disorder
Gejala BPD dapat bervariasi antara satu individu dan lainnya, tetapi secara umum, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) menyebutkan beberapa ciri utama berikut:
1. Ketakutan yang intens terhadap penolakan atau ditinggalkan
Penderita BPD sering kali sangat takut kehilangan orang yang dicintai. Mereka bisa menjadi sangat cemas atau panik bahkan ketika berpisah sementara waktu.
2. Hubungan yang tidak stabil
Hubungan interpersonal penderita BPD cenderung ekstrem — dari idealisasi (menganggap orang lain sempurna) menjadi devaluasi (menganggap orang lain buruk) dalam waktu singkat.
3. Citra diri yang tidak konsisten
Mereka sering mengalami kebingungan identitas, tidak tahu siapa diri mereka atau apa yang mereka inginkan dalam hidup. Citra diri bisa berubah-ubah secara drastis tergantung situasi emosional.
4. Perubahan suasana hati yang ekstrem
Emosi bisa berubah dengan cepat dari bahagia, marah, sedih, hingga putus asa hanya dalam hitungan jam.
5. Perilaku impulsif dan berisiko
Contohnya termasuk berbelanja berlebihan, makan tak terkendali, mengemudi sembrono, penyalahgunaan zat, atau hubungan seksual tanpa pertimbangan matang.
6. Perasaan hampa yang kronis
Penderita sering merasa kosong, tidak berarti, atau kehilangan arah hidup.
7. Kesulitan mengendalikan kemarahan
Ledakan emosi bisa terjadi secara tiba-tiba, sering kali tidak sebanding dengan situasi yang dihadapi.
8. Tindakan menyakiti diri sendiri atau pikiran untuk bunuh diri
Dalam kasus yang parah, individu bisa melukai diri sebagai cara untuk mengalihkan rasa sakit emosional atau mencari perhatian dari orang terdekat.
Penyebab Borderline Personality Disorder
Penyebab pasti BPD belum diketahui, namun para ahli sepakat bahwa gangguan ini merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, dan lingkungan.
1. Faktor Genetik Borderline Personality Disorder
Penelitian menunjukkan bahwa BPD dapat bersifat turunan. Jika seseorang memiliki anggota keluarga dekat dengan BPD, risikonya meningkat hingga lima kali lipat.
2. Struktur dan Fungsi Otak Borderline Personality Disorder
Perubahan pada area otak yang mengatur emosi — seperti amigdala dan korteks prefrontal — dapat memengaruhi cara seseorang mengelola stres dan mengontrol dorongan emosional.
3. Trauma Masa Kecil
Banyak penderita BPD melaporkan pengalaman traumatis di masa kecil, seperti kekerasan fisik, emosional, atau seksual, pengabaian orang tua, serta kehilangan figur pengasuh.
4. Lingkungan dan Pola Asuh
Tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil, penuh konflik, atau minim kasih sayang dapat membentuk pola pikir dan reaksi emosional yang tidak sehat pada individu.
Dampak Borderline Personality Disorder dalam Kehidupan Sehari-hari
BPD tidak hanya memengaruhi pikiran dan emosi, tetapi juga berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan:
- Hubungan sosial: sering timbul konflik dan perpisahan karena ketidakstabilan emosional.
- Pekerjaan: sulit menjaga konsistensi dan fokus karena perubahan suasana hati.
- Kesehatan fisik: stres kronis dapat menyebabkan gangguan tidur, sakit kepala, dan penurunan daya tahan tubuh.
- Kesejahteraan psikologis: rasa putus asa dan isolasi sosial sering kali memperburuk gejala depresi atau kecemasan yang menyertai.
Cara Mengatasi dan Menangani Borderline Personality Disorder
Meskipun BPD tergolong gangguan kompleks, kabar baiknya adalah kondisi ini bisa dikelola dengan terapi dan dukungan yang tepat.
1. Terapi Psikologis (Psikoterapi)
Ini merupakan pengobatan utama untuk BPD. Beberapa jenis terapi yang terbukti efektif meliputi:
- Dialectical Behavior Therapy (DBT): membantu pasien mengatur emosi, mengendalikan impuls, dan memperbaiki hubungan sosial.
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT): mengubah pola pikir negatif menjadi lebih rasional dan konstruktif.
- Schema Therapy: berfokus pada penyembuhan luka emosional masa lalu dan pembentukan pola pikir baru.
2. Obat-obatan Borderline Personality Disorder
Meskipun tidak ada obat khusus untuk BPD, dokter dapat meresepkan antidepresan, penstabil suasana hati, atau obat antipsikotik untuk membantu mengelola gejala tertentu seperti depresi atau kecemasan.
3. Dukungan Sosial dan Keluarga
Keluarga dan teman berperan penting dalam proses pemulihan. Pemahaman dan empati dapat membantu penderita merasa diterima dan tidak sendirian.
4. Perubahan Gaya Hidup Sehat
Olahraga teratur, tidur cukup, meditasi, dan menjaga pola makan seimbang dapat meningkatkan keseimbangan emosional serta memperbaiki kondisi fisik penderita.
Tips Berinteraksi dengan Penderita BPD
Jika Anda memiliki teman, pasangan, atau anggota keluarga dengan BPD, berikut beberapa hal yang bisa membantu:
- Tetap tenang dan empati saat mereka marah atau emosional.
- Hindari menghakimi atau memotong pembicaraan. Dengarkan dengan penuh perhatian.
- Tetapkan batas yang jelas namun penuh kasih. Ini membantu menciptakan rasa aman dan stabil.
- Dukung mereka untuk mendapatkan bantuan profesional.
- Jaga kesehatan mental Anda sendiri. Mendampingi seseorang dengan BPD bisa melelahkan, jadi penting untuk juga merawat diri.
Kesimpulan
Borderline Personality Disorder (BPD) adalah gangguan kepribadian yang kompleks namun bisa diatasi dengan penanganan yang tepat. Kunci utama dalam menghadapinya adalah pemahaman, kesabaran, dan dukungan yang konsisten.Dengan terapi, dukungan sosial, serta gaya hidup yang seimbang, penderita BPD dapat menjalani kehidupan yang lebih stabil, bahagia, dan produktif.
Yang terpenting, kita perlu menghapus stigma terhadap gangguan ini — karena setiap orang yang berjuang dengan BPD layak mendapatkan pemahaman dan kesempatan untuk sembuh.



