St-bellarminus.sch.id – Narcissistic Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang ditandai rasa superior, kurang empati, dan kebutuhan berlebih akan pengakuan.
Setiap orang tentu ingin dihargai dan diakui kemampuannya. Namun, ketika kebutuhan tersebut menjadi berlebihan hingga membuat seseorang merasa lebih unggul dari orang lain dan sulit menerima kritik, hal ini bisa menjadi tanda Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau gangguan kepribadian narsistik.
Gangguan ini bukan sekadar sifat “suka memuji diri sendiri”, melainkan kondisi psikologis yang serius dan kompleks. Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu NPD, ciri-cirinya, penyebabnya, serta cara penanganannya.
BACA JUGA : Antisocial Personality Disorder: Gangguan Kepribadian Antisosial
1. Pengertian Narcissistic Personality Disorder (NPD)
Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang memiliki perasaan berlebihan terhadap pentingnya diri sendiri, haus akan pujian, dan kurang empati terhadap orang lain.
Orang dengan NPD sering kali terlihat percaya diri dan menarik, tetapi di balik itu, mereka menyimpan rasa rapuh dan takut gagal yang berusaha ditutupi dengan sikap superior.
Gangguan ini termasuk dalam kategori Cluster B Personality Disorder menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), bersama dengan Antisocial, Borderline, dan Histrionic Personality Disorder.
NPD dapat memengaruhi hubungan sosial, pekerjaan, hingga kehidupan pribadi karena pola pikir yang egosentris dan sulit menerima perbedaan pendapat.
2. Ciri-Ciri dan Gejala NPD
Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik tidak hanya sekadar mencintai diri sendiri, tetapi menunjukkan pola perilaku yang menetap dan sering kali menyulitkan hubungan interpersonal.
Berikut ciri-ciri umum yang sering ditemukan:
a. Rasa Superior dan Butuh Kekaguman
Mereka merasa dirinya istimewa dan pantas mendapatkan perlakuan khusus. Sering kali mengharapkan orang lain memuji, mengagumi, dan menghargai setiap tindakannya.
b. Kurang Empati
Individu dengan NPD cenderung tidak peduli dengan perasaan atau kebutuhan orang lain. Mereka sulit memahami sudut pandang berbeda dan lebih fokus pada diri sendiri.
c. Manipulatif dan Eksploitatif
Untuk mencapai keinginannya, penderita NPD kerap memanipulasi orang lain tanpa merasa bersalah. Mereka dapat menggunakan pesona, bujukan, bahkan kebohongan demi tujuan pribadi.
d. Sangat Peka terhadap Kritik
Meskipun tampak percaya diri, mereka sebenarnya mudah tersinggung dan marah jika merasa dikritik atau diremehkan. Kritik kecil bisa dianggap sebagai serangan terhadap harga diri.
e. Kebutuhan Akan Pujian dan Pengakuan
Mereka senang menjadi pusat perhatian dan tidak nyaman jika ada orang lain yang lebih menonjol.
f. Rasa Iri dan Kompetitif
Orang dengan NPD sering merasa iri terhadap kesuksesan orang lain, namun juga yakin bahwa orang lain iri padanya.
g. Hubungan yang Tidak Sehat
Karena sifat egois dan manipulatif, mereka sering gagal mempertahankan hubungan jangka panjang — baik dalam pertemanan, keluarga, maupun percintaan.
3. Penyebab dan Faktor Risiko NPD
Penyebab pasti NPD belum sepenuhnya dipahami, namun para ahli percaya gangguan ini merupakan hasil interaksi antara faktor genetik, psikologis, dan lingkungan.
a. Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh genetik terhadap perkembangan NPD. Jika salah satu orang tua memiliki gangguan kepribadian, anak memiliki risiko lebih tinggi mengalami hal serupa.
b. Pola Asuh
Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terlalu memanjakan, sering dipuji berlebihan tanpa alasan yang jelas, atau justru terlalu dikritik, dapat mengembangkan sifat narsistik ekstrem.
c. Trauma Masa Kecil
Pengalaman buruk seperti penolakan, pelecehan, atau pengabaian emosional di masa kecil dapat membentuk mekanisme pertahanan diri berupa narsisme — di mana seseorang membangun “topeng superioritas” untuk melindungi diri dari rasa rendah diri.
d. Lingkungan Sosial dan Budaya
Kehidupan modern yang menekankan kesuksesan, status, dan penampilan juga berkontribusi pada meningkatnya perilaku narsistik, terutama di era media sosial yang penuh validasi eksternal.
4. Dampak NPD dalam Kehidupan Sehari-Hari
Gangguan ini berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan, terutama dalam hubungan sosial dan profesional.
- Dalam hubungan pribadi:
Orang dengan NPD sering mendominasi, menuntut perhatian berlebih, dan mengabaikan kebutuhan pasangan. Hal ini membuat hubungan sering berakhir dengan konflik emosional. - Dalam lingkungan kerja:
Mereka mungkin terlihat ambisius dan karismatik, tetapi kesulitan bekerja dalam tim karena sulit menerima kritik atau pendapat orang lain. - Dalam kesehatan mental:
Meskipun tampak percaya diri, penderita NPD rentan mengalami depresi, kecemasan, atau kemarahan ketika harapannya tidak terpenuhi. Rasa tidak aman di balik keangkuhan sering menjadi beban emosional besar.
5. Diagnosis Narcissistic Personality Disorder
Diagnosis NPD hanya dapat dilakukan oleh psikolog atau psikiater melalui evaluasi mendalam.
Profesional akan melakukan wawancara, observasi perilaku, dan menilai pola kepribadian seseorang berdasarkan kriteria DSM-5, antara lain:
- Perasaan diri yang berlebihan penting dan unik.
- Fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, atau kecantikan.
- Keyakinan bahwa hanya orang istimewa yang bisa memahami dirinya.
- Kebutuhan konstan akan kekaguman.
- Eksploitasi terhadap orang lain untuk keuntungan pribadi.
- Kurangnya empati.
- Sering iri pada orang lain atau merasa orang lain iri padanya.
- Perilaku sombong dan merendahkan orang lain.
Diagnosis ini harus dibedakan dari sifat narsistik biasa yang wajar dalam kadar tertentu.
6. Penanganan dan Terapi
Meskipun NPD tergolong sulit ditangani karena penderita sering menolak mengakui bahwa dirinya bermasalah, terapi psikologis dapat membantu mengubah pola pikir dan perilaku secara bertahap.
a. Psikoterapi Individu
Pendekatan seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) efektif untuk membantu penderita memahami akar narsismenya, memperbaiki cara berpikir, dan belajar mengembangkan empati terhadap orang lain.
b. Terapi Kelompok
Berinteraksi dengan orang lain dalam sesi terapi kelompok dapat membantu penderita belajar menghargai perasaan dan perspektif orang lain, sekaligus menurunkan sifat egois.
c. Konseling Keluarga
Bagi keluarga atau pasangan penderita NPD, konseling dapat membantu memahami dinamika hubungan dan cara menghadapi perilaku narsistik dengan lebih sehat.
d. Pengobatan Medis
Tidak ada obat khusus untuk NPD, tetapi jika disertai gangguan lain seperti depresi atau kecemasan, psikiater dapat meresepkan antidepresan atau penstabil suasana hati.
7. Cara Menghadapi Orang dengan NPD
Berinteraksi dengan individu yang memiliki NPD bisa melelahkan secara emosional. Berikut beberapa cara bijak untuk menghadapi mereka:
- Tetap tenang dan objektif. Jangan terpancing emosi oleh kata-kata mereka.
- Tetapkan batas yang tegas. Jangan biarkan diri Anda dimanipulasi atau direndahkan.
- Jangan berusaha “menyembuhkan” mereka. Hanya profesional yang bisa menangani gangguan ini secara efektif.
- Fokus pada diri sendiri. Jagalah kesehatan mental dan emosional Anda dengan menjaga jarak bila perlu.
8. Kesimpulan
Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan kepribadian serius yang ditandai oleh perasaan superior berlebihan, kebutuhan akan pengakuan, dan kurangnya empati terhadap orang lain.
Meski tampak percaya diri, penderita sebenarnya menyembunyikan rasa tidak aman yang dalam dan kesulitan menjalin hubungan sehat.
Penanganan melalui psikoterapi jangka panjang, dukungan keluarga, dan kesadaran diri dapat membantu penderita mengelola perilakunya dengan lebih baik.
Memahami NPD bukan berarti menjustifikasi perilaku manipulatif, tetapi membantu kita melihatnya sebagai kondisi psikologis yang membutuhkan empati, batas sehat, dan pendekatan profesional.
Dengan edukasi dan kesadaran yang tepat, masyarakat dapat lebih memahami perbedaan antara sifat narsistik biasa dan gangguan kepribadian narsistik yang sesungguhnya — langkah penting menuju kehidupan sosial yang lebih seimbang dan penuh pengertian.



